background:url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg058xMXehRswuG8wzRLPp2t9yoJWuZpmLQT-YuRRMLOp_qfAIkt7JdSNVuFxsQ1ec8Y2RglboyUptgYqVfZTHLadspEvb0ylBdfDqA-EJKPWpfETIYqaZ83DeyMvifSuI8a6xwrwoGX4o/s1600/depositphotos_12228981-Biology-drawings---seamless-pattern-background.jpg);background-position:top left;background-repeat: repeat-x repeat-y;}

Sabtu, 13 Desember 2014

Transpor Sel

Mekanisme Transport Pada Membran Sel

Berbagai organel yang terdapat di dalam sitoplasma memiliki membran yang strukturnya sama dengan membran plasma. Walaupun tebal membran plasma hanya ± 0,1 μm, membran plasma merupakan penghalang bagi gerakan molekul dan ion zat-zat. Keleluasaan gerak ion dan molekul sangat penting untuk menjaga kestabilan pH yang sesuai, mengendalikan konsentrasi ion di dalam sel untuk kegiatan enzim, memperoleh pasokan zat makanan bahan energi dan bahan mentah lainnya, serta membuang sisa-sisa metabolisme yang dapat bersifat racun. Hal tersebut di atas dilakukan dengan cara difusi, osmosis, transpor aktif, dan endositosis atau eksositosis.



Transpor pasif
Transpor pasif merupakan perpindahan zat yang tidak memerlukan energi. Perpindahan zat ini terjadi karena perbedaan konsentrasi antara zat atau larutan. Transpor pasif melalui peristiwa difusi, osmosis, dan difusi terbantu.

a. Difusi
Difusi dapat diartikan perpindahan zat (padat, cair, dan gas) dari larutan konsentrasi tinggi (hipertonis) ke larutan dengan konsentrasi rendah (hipotenis). Dengan kata lain setiap zat akan berdifusi menuruni gradien konsentrasinya. Hasil dari difusi adalah konsentrasi yang sama antara larutan tersebut dinamakan isotonis. Kecepatan zat berdifusi melalui membran sel tidak hanya tergantung pada gradien konsentrasi, tetapi juga pada besar, muatan, dan daya larut dalam lemak (lipid). Membran sel kurang permeabel terhadap ion-ion (Na+, Cl–, K+) dibandingkan dengan molekul kecil yang tidak bermuatan. Dalam keadaan yang sama molekul kecil lebih cepat berdifusi melalui membran sel daripada molekul besar. Molekul-molekul yang bersifat hidrofobik dapat bergerak dengan mudah melalui membran daripada molekul-molekul hidrofolik. Molekul-molekul yang besar dan ion dapat bergerak melalui membran.

b. Difusi terfasilitasi

Difusi terfasilitasi melibatkan difusi dari molekul polar dan ion melewati membran dengan bantuan protein transpor. Protein transpor merupakan protein khusus yang menyediakan suatu ikatan ſ sik bagi molekul yang sedang bergerak. Protein transpor juga merentangkan membran sel sehingga menyediakan suatu mekanisme untuk pergerakan molekul. Difusi terfasilitasi juga merupakan transpor pasif karena hanya mempercepat proses difusi dan tidak merubah arah gradien konsentrasi.

c. Osmosis
Osmosis merupakan difusi air melalui selaput semipermeabel. Air akan bergerak dari daerah yang mempunyai konsentrasi larutan rendah ke daerah yang mempunyai konsentrasi larutan tinggi. Tekanan osmosis dapat diukur dengan suatu
alat yang disebut osmometer. Air akan bergerak dari daerah dengan tekanan osmosis rendah ke daerah dengan tekanan osmosis tinggi. Sel akan mengerut jika berada pada lingkungan yang mempunyai konsentrasi larutan lebih tinggi. Hal ini terjadi karena air akan keluar meninggalkan sel secara osmosis. Sebaliknya jika sel berada pada lingkungan yang hipotonis (konsentrasi rendah) sel akan banyak menyerap air, karena
air berosmosis dari lingkungan ke dalam sel. Jika sel-sel tersebut adalah sel tumbuhan, maka akan terjadi tekanan turgor apabila dalam lingkungan hipotonis. Sebaliknya jika sel tumbuhan beradapada lingkungan hipertonis, dapat mengalami plasmolisis yaitu terlepasnya sel dari dinding sel.


Transport aktif
Pada transpor aktif diperlukan energi dari dalam sel untuk melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif sangat diperlukan untuk memelihara keseimbangan molekul-molekul di dalam sel. Sumber energi untuk transpor aktif adalah ATP (adenosin trifosfat).


Transpor aktif primer dan sekunder
Transpor aktif primer membutuhkan energi dalam bentuk ATP, sedangkan transpor aktif sekunder memerlukan transpor yang tergantung pada potensial membran. Kedua jenis transpor tersebut saling berhubungan erat karena transpor aktif primer akan menciptakan potensial membran dan ini memungkinkan terjadinya transpor aktif sekunder.Transpor aktif primer dicontohkan pada keberadaan ion K+ dan Na+ dalam membran. Kebanyakan sel memelihara konsentrasi K+ lebih tinggi di dalam sel daripada di luar sel. Sementara konsentrasi Na+ di dalam sel lebih kecil daripada di luar sel.Transpor aktif sekunder dicontohkan pada asam amino dan glukosa dengan molekul pengangkutannya berupa protein transpor khusus. Pengangkutan tersebut bersama dengan pengangkutan Na+ untuk berdifusi ke dalam sel. Pengangkutan Na+ adalah transpor aktif primer yang memungkinkan terjadinya pontensial membran, sehingga asam amino dan glukosa dapat masuk ke dalam sel.


Endositosis dan Eksositosis

a. Eksositosis

Eksositosis dapat diartikan, keluarnya zat dari dalam sel. Vesikel dari dalam sel berisi senyawa atau sisa metabolisme. Bersama aliran plasma, vesikel tersebut akhirnya sampai pada membran dan terjadilah perlekatan. Daerah perlekatan akan mengalami lisis dan isi vesikel keluar.

b. Endositosis
Endositosis merupakan proses pemasukan zat dari luar sel ke dalam sel. Partikel-partikel dari luar sel menempel pada membran kemudian mendesak membran sehingga terjadilah lekukan yang semakin lama semakin dalam bentuknya seperti kantung dan akhirnya menjadi bulat lalu terlepas dari membran. Bulatan tersebut berisi partikel, lalu akan dicerna oleh lisosom/enzim pencerna yang lain.
Endositosis memiliki dua macam bentuk yaitu pinositosis dan fagositosis. Pinositosis merupakan proses pemasukan zat ke dalam sel yang berupa cairan. Hal ini sesuai dengan arti pino sendiri yaitu minum. Sedangkan fagositosis (fago = makan) merupakan pemasukan zat padat atau sel lainnya ke dalam tubuh sel. Sesuai dengan artinya, peristiwa ini seperti sel memakan zat lain.


1) Pinositosis
Bahan pada membran plasma reseptor akan menempel sehingga terjadi lekukan. Lekukan lama-kelamaan semakin dalam dan membentuk kantung. Kantung yang terlepas akan berada dalam sitoplasma. Kantung ini disebut gelembung pinositosis. Gelembung pinositosis akan mengerut dan pecah menjadi gelembung kecil-kecil kemudian bergabung menjadi gelembung yang lebih besar.

2) Fagositosis

Fagositosis merupakan proses penelanan partikel-partikel makanan dan sel-sel asing, misalnya pada Amoeba dan sel-sel darah putih. Makanan atau partikel lain akan menempel pada membran, lalu membran akan membentuk lekukan. Membran akan menutup dan membentuk kantung, lalu kantung melepaskan diri.


Sumber : http://www.mjumani.net/2013/06/mekanisme-transport-pada-membran-sel.html

Perbedaan RNA dan RNA

Perbedaan DNA dan RNA
Asam nukleat adalah bahan bangunan materi genetik dari semua organisme. Asam nukleat terdiri dari dua jenis, tergantung pada molekul gula dalam struktur mereka. Asam nukleat adalah rantai panjang nukleotida bergabung dengan ikatan asam fosfat. Nukleotida ini pada gilirannya terbuat dari gula pentosa dan struktur purin / pirimidin.

DNA
Asam deoksiribonukleat (DNA) merupakan materi genetik dalam semua eukariota dan beberapa prokariota. Ini adalah rantai nukleotida terdiri dari purin / pirimidin terikat dengan gula pentosa (deoksiribosa). DNA terbuat dari nukleotida Adenin, Timin, Sitosin dan Guanin. 
DNA pada dasarnya beruntai ganda dengan dua helai nukleotida terikat oleh ikatan hidrogen antara basa. Adenin (A) berpasangan dengan Timin (T) sedangkan Sitosin (C) berpasangan dengan Guanin (G). Oleh karena itu jumlah A selalu sama dengan T dan C sama dengan G. Fosfat dan sebagian gula yang ditemukan pada bagian luar helix dimana sebagai dasar tetap di bagian dalam heliks. Helai ini berjalan dalam arah yang berlawanan. Double helix selanjutnya melilit histon dan sangat padat dan tetap sebagai kromosom pada eukariota.

RNA
RNA singkatan dari asam ribonukleat. RNA bukan merupakan bagian integral dari kromosom. Mereka berasal dari DNA untuk produksi protein. Maka dalam hal ini molekul yang mentransfer informasi. mRNA yang berasal dari DNA diangkut ke sitoplasma di mana menjalani mekanisme translasi lebih lanjut untuk menghasilkan protein.
RNA untuk sebagian besar ada sebagai untai tunggal, tetapi dapat membentuk beberapa fitur struktural karena pasangan basa komplementer dalam untai tunggal.

Perbedaan struktur DNA dan RNA 

Secara struktural RNA berbeda dari DNA yang terdiri dari ribosa sebagai gula pentosa dan Urasil sebagai kelompok pirimidin. RNA bukan heliks ganda, tetapi DNA membentuk struktur heliks yang sama dengan pasangan basa. Sama seperti dalam DNA, basa adalah hidrogen terikat pada RNA di daerah heliks ini. RNA hadir sebagai heliks tunggal di sebagian besar wilayah.
Gula pentosa pada RNA adalah ribosa dan DNA itu adalah deoksiribosa. Deoksiribosa kurang memiliki satu atom oksigen pada karbon 5' dari gula ribosa.
Dalam RNA, Timin digantikan oleh Urasil yang berikatan dengan Adenin membentuk struktur heliks.
Secara struktural, DNA adalah sebuah molekul yang lebih kompak yang memiliki ketinggian tertentu, lebar, dan dimensi alur besar dan kecil.
Secara fungsional DNA bertindak sebagai materi genetik yang diwariskan kepada generasi. RNA bertindak sebagai mekanisme pembawa informasi yang dilalui tubuh untuk memproduksi protein yang                                                                                         berfungsi secara penuh.

Ringkasan
Meskipun mereka secara struktural dan fungsional yang beragam, kedua molekul penting dalam sintesis protein. DNA bertindak sebagai molekul prekursor transkripsi dimana RNA membentuk dasar dari proses translasi.



Sumber : http://kliksma.blogspot.com/2014/10/perbedaan-struktur-dna-dan-rna.html
                http://www.plengdut.com/2012/10/rna.html

Pro dan Kontra terhadap Teori Evolusi

Pro Kontra Teori Evolusi

Teori evolusi masih menyimpan banyak teka-teki dan pertanyaan bagi kita. Dalam postingan kali ini saya akan menjelaskan perbedaan teori evolusi menurut beberapa ahli evolusi. yaitu Lamarck, Darwin, dan Weismann.

1. Lamarck vs Weismann :
Weismann (biologiawan Jerman 1834-1912) menentang pendapat Lamarck mengenai diturunkannya sifat-sifat yang diperoleh.
Percobaannya : Dia mengawinkan 2 ekor tikus yang dipotong ekornya ternyata keturunannya tetap berekor panjang. Keadaan ini tetap berlangsung meskipun dilakukan sampai 20 generasi.

2. Lamarck Vs Darwin.
Pertentangan ini di mulai ketika di temukannya fosil-fosil jerapah dengan leher pendek. Mengapa hal ini bisa terjadi . . ?
Menurut Lamarck dahulu kompetisi untuk memperoleh makanan sangat lah tinggi.Sehingga, jerapah harus memperoleh makanan nya di dahan yang tinggi. Untuk memperoleh makananya maka jerapah memaksa memanjangkan lehernya untuk memperoleh makanannya, sehingga leher jerapah tersebut menjadi panjang. Menurut Lamarck panjang leher tersebut kemudian di wariskan kepada keturunannya berikutnya.
menurut Darwin penemuan fosil jerapah leher pendek tersebut bukan karena perubahan fisik jerapah tapi karena adanya seleksi alam. Dahulu ada 2 jenis jerapah yaitu jerapah leher pendek dan jerapah leher panjang. Sama dengan Lamarck karena kompetisi mencari makanan sangat tinggi sehingga jerapah harus mengambil daun di dahan yang tinggi. Karena jerapah leher pendek tidak dapat memperoleh makanannya sehingga jenis jerapah leher pendek banyak yang mati. Karena hal ini berlangsung terus menerus menyebabkan jerapah leher pendek punah dan yang hanya tersisa jerapah leher panjang hingga sekarang. . . . . .

3. Darwin Vs Weisman
Sebenarnya Weisman tidaklah menentang teori Darwin tetapi hanya menegaskan bahwa sifat-sifat hasil dari seleksi alam tidaklah dapat di turunkan kepada keturunannya. Menurutnya Evolusi adalah menyangkut maslah bagaimana pewarisan genetika melalui sel-sel kelamin, dengan kata lain evolusi adalah gejala seleksi alam terhadap faktor-faktor genetika.
Hubungan hal tersebut dengan teori Darwin adalah bahwa jerapah-jerapah leher pendek gennya bersifat resesif. sedangka, jerapah leher panjang bersifat dominan. Jerapah yang ber-gen resesif jumlah nya akan lebih sedikit dari pada jerapah yang berleher panjang dan tidak mampu untuk beradaptasi dengan lingkungan. oleh karena itu jerapah yang berleher pendek pun punah

4. Lamarck Vs weisman
Lamarck dikenal dengan paham Use and disuse yang secara sederhana di jelaskan sebagai berikut :
a. Mahkluk yang sederhana merupakan nenek moyang dai mahluk yang lebih kompleks
b. mahluk hidup akan selalu beradaptasi dengan lingkungan dengan menggunakan organ tubuhnya
c. organ tubhn yang sering di gunakan akan berkembang terus sedangkan yang tidak di gunakan akan menghilang
d. perubahan organ tubuh tersebut akan di wariskan ke keturunannya selanjutnya.
Pendapat Lamarck tersebut di tentang oleh Weismann. Menurutnya perubahan yang di sebabkan oleh lingkungan tidak dapat di wariskan ke keturunannya. untuk membuktikannya Weismann melakukan percobaan dengan mengawinkan 2 ekor tikus yang ekornya telah di potong. ternyata anak-anak tikus tersebut masih memiliki ekor. percobaan tersebut dilakukan hingga 21 kali dan hasilnya tetap sama.

Prokontra Teori Revolusi menurut para ahli
1. Menurut harun yahya
Merupakan antitetis dari teori evolusinya Charles Darwin. Darwin mengungkapkan bahwa makhluk hidup muncul didunia merupakan kebetulan semata tanpa ada yang menciptakannya. Darwin juga memperkenalkan bahwa satu spesies atau mahluk bisa melakukan evolusi menjadi mahkluk yang lain dalam jangka waktu yang lama.
Jelas sekali pandangan Darwin dianggap harun Yahya bertentangan dengan norma agama yang menyebut Tuhan sebagai pencipta segalah jenis makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia, teori yang ditemukan Darwin bisa dikatakan memperkuat keyakinan kaum taiesme dan komunisme, sebaliknya meruntuhkan dan atau bertentangan dengan normative keagamaan yang menganggap Tuhan sumber segala kehidupan dan penciptaan.

2. Charles Lyell (1797-1875),
berpendapat bahwa teori katastrofisme Cuver adalah salah.Menurutnya, bumi mengalami perubahan-perubahan yang progresif dan lebih lambat.Perubahan-perubahan pada permukaan bumi itu disebabkan oleh kekuatan alami yang telah mengubah bumi dimasa lalu dan tetap bekerja hingga saat ini. Kekuatan-kekuatan tersebut meliputi erosi, gempa bumi, pergerakan glasial, gunung berapi,dan bahkan dekomposis (peruraian) tumbuhan serta hewan.

Sumber : http://asmarhy.blogspot.com/2013/04/pro-kontra-teori-evolusi.html